Rabu, 30 Juni 2010

Konferensi Kelompok Keluarga Allah"membina Keluarga Allah yang saling


Surabaya (29/06/2010) Dua atau Tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan Yesus maka pasti akan mendatangkan sesuatu yang sangat luarbiasa.Ini dapat terjadi jika kita bersepakat dan bersehati dalam mencari Tuhan dan kehendaknya juga kita saling mengasihi dan mencintai sesama manusia ciptaan Allah.Tentunya ini membutuhkan komunikasi yang terus-menerus, memiliki kebersamaan dan bersatu untuk satu tujuan bagi kemuliaan nama Tuhan kita Yesus Kristus.Bukti yang nyata terlihat dalam Konferensi Nasional Kelompok Keluarga Allah yang dilaksanakan di GSJA Ebenhaeser jalan Ambengan Surabaya.Acara yang dilaksanakan dari tanggal 29 Juni sampai dengan 1 juli 2010 penuh dengan perasaan sehati dan sepikir diantara pesertanya. Bagaimana tidak? Mereka memuji dan menyembah dalam kesatuan hati yang tak putus-putusnya bagi kemuliaan Tuhan. Kerinduan dan kehausan dalam mencari Tuhan itu pun didukung dengan rasa dan nuansa kekeluargaan yang memiliki apresiasi Indonesia banget disampaikan tersurat dan tersirat bagi Tuhan Yesus yang menjadi Raja dalam pertemuan itu.
Dalam sesi pertama hadir pembicara Ibu Pdt. Tjuk Kaihatu, Ibu Gembala GSJA Ebenhaser. Beliau sangat merindukan semua jemaat dapat berpartisipasi dalam Kelompok Keluarga Allah (KKA) karena KKA ini sangat berbeda dengan kelompok agregasi.”Kelompok agregasi itu berbeda dengan KKA. Kalau yang agregasi itu hanya sementara, Contohnya ketika terjadi kecelakaan maka semua orang akan berkumpul menonton dan menolong sementara waktu setelah itu buyar tetapi beda dengan kelompok KKA ini dimana mereka( orang-orang) yang ada didalamnya saling berkumpul dan memiliki persekutuan dan ikatan yang permanent” ujar ibu yang sudah melayani dan makan asam garam pelayanan puluhan tahun. KKA juga memiliki daya yang sangat luarbiasa.
Dalam kegerakannya dapat menjangkau jiwa-jiwa yang alergi kepada gereja. KKA memberikan pengaruh yang luarbiasa dan dapat berdampak bagi lingkungan disekitar.” Meski kecil tetapi kehidupan yang saling itu muncul seperti saling memberi, perhatian, dan kedalam menjangkau jiwa-jiwa yang tidak terjangkau oleh gereja. Menyoal tentang rasa simpati, emphati, dan belas kasihan maka kelompok ini sangat efektif dapat memberikan efek yang bermanfaat bagi setiap insan manusia yang ada”ujar ibu Tjuk kepada sekitar 300 jemaat yang ada pada siang itu . sebagai contoh dapat dilihat dari ibu Tuhan Yesus yang memiliki hati yang sama seperti Tuhan Yesus. Ia tahu persis siapa Tuhan Yesus dan Ia yakin bahwa Tuhan Yesus dapat melakukan mujizat yang besar sehingga keluarga dari pesta perkawinan kana itu tidak dipermalukan. Cuma semua itu ada waktunya.”Dalam setiap perkara kita mesti tunggu waktunya Tuhan secara seksama”kenang ibu Tjuk secara lugas kepada jemaat yang hadir dari Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, NTB, Bali.
Harapan dari ketua Pdt Nocke Patiasina, ketua panitia Konfrensi KKA ini adalah agar setiap peserta dapat membagikan api ( Roh Kudus) kepada setiap kelompok mereka didaerah-daerah masing-masing.(titus)