Selasa, 04 Januari 2011

Bina Persaudaraan AS-Indonesia Lewat Sepak Bola

Surabaya(5/01/2011) Mensana In Coorporesano merupakan moto yang berbunyi dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat demikian istilah yang kita dengungkan dan acapkali kita dengarkan pada saat Olah raga di bumi pertiwi ini diproklamirkan oleh khalayak ramai di Indoensia. Alhasil dengan kekuatan yang ada dalam jiwa dan tubuh ini tentunya dapat menggairahkan dan meningkatkan kinerja semangat dari hati sanubari masyrakat yang ada. Ini membuktikan bahwa Olahraga adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari tubuh, jiwa dan roh. Jika Olah raga itu dilakukan maka semua kepenatan dan ketegangan dalam tubuh, jiwa dan roh dapat terelaksasi dengan baik. Ini tentunya juga merupakan bagian yang sangat penting yang digambarkan oleh kitab suci bahwa Tubuh sebagai bait Allah yang seharusnya dan sepantasnya dirawat dengan baik adanya sehingga aktifitas manusia dapat berjalan dengan baik.Tak hanya berhenti disitu saja selanjutnya jika kegiatan olah raga itu dilakukan secara bersama-sama dengan kedua bangsa, hal ini menghasilkan sinergisitas energi yang memberikan semangat persaudaraan dan persahabatan yang tak akan lekang oleh apapun juga. Selaras dengan pernyataan diatas maka tali persaudaraan ini dapat terlihat jelas dalam Soccer Coaching Clinic(Program klinik pelatihan Sepak Bola) yang diselenggarakan oleh Departement Luar negeri Amerika Serikat dengan berkerjasama dengan Civic Education Indonesia mulai tanggal 3-7 Januari 2011 di Jakarta, Surabaya, dan Potianak.
Adapun Program ini diselenggarakan menurut Emily Norris selaku Humas Konsulat Jendral Amerika Serikat di Surabaya agar meningkatkan hubungan baik antara rakyat Indonesia dan AS lewat Medium olah Raga untuk kaum Muda. Secara Khusus menurut Emily program ini memiliki 2 komponen . Yang pertama, program ini memiliki 3 klinik pelatihan untuk atlit-atlit wanita dan penyandang cacat berusia 12-20 tahun dengan menggandeng 30 pelatih lokal. Yang kedua program ini diselenggarakan untuk memayungi atlit –atlit muda dan berbakat mulai dari akar rumput dari usia 7-17 tahun dengan cara membuka dialog-dialog dengan para atlit muda tersebut agar dapat mengembangkan minat dan kemampuan sehingga menjadi altit yang berhasil serta handal di masa yang akan datang. Hal senada juga datang dari Bapak William James Ryan yang memiliki kerinduan yang sama dalam mengembangkan persepakbolaan di tanah air Indonesia khususnya bagi kaum wanita atau lazim disebut kaum hawa. Seperti yang dikemukakan oleh Pak Ryan sudah ada 12 orang atlit perempuan muda belia yang akan juga diikutkan dalam program ini di Portland Amerika Serikat. Anak-anak muda itu sudah diseleksi dari Surabaya, Jakarta dan Pontianak
Kegiatan yang berlanngsung di lapangan Sepak Bola Stadion 10 Nopember Surabaya ini menggaet keempat pelatih dari Amerika . Mereka adalah Karen Willoughby,Janine Szpara, Cori Alexander, dan Rachel Rapinoe. Keempat wanita Amerika ini sangat berkompeten dalam mengajarkan teknik-teknik dalam persepakbolaan. Dari pantauan di lapangan suasana dan semangat gila bola ditunjukan oleh 91 peserta dari berbagai kalangan yang ada dari SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi Negeri Swasta dan Pemerintah pada pagi yang cerah itu.
(Petrus Titus R)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar