Jumat, 11 Februari 2011

Perenungan: Doa Bagi Indonesia

Malam Perenungan dan Doa : kapanpun, Dimanapun Kita dapat Berdoa Bersama
Surabaya(10/02) Aksi pengrusakan dan pembataian rumah warga Ahmadiyah di Cikeusik, Jawa Barat serta pengadilan juga 3 Gereja di Temanggung Jawa Tengah menyebabkan sebagian besar warga negara yang berada di negara kesatuan Indonesia sedih dan meratap. Salah satu diantaranya melalui kegiatan doa dan Perenungan yang dilakukan di Gereja St Vincentius Paulo di Jalan Widodaren Surabaya. Tampak hadir dalam acara Malam perenungan dan Doa ini adalah Haji Lukman Hadi dan Romo Yohanes Gani Sukanto, CM. Acara yang dimulai dengan pemutaran sekilas tentang penyerangan warga Ahmadiyah ini sungguh membuat hati berdegab-degub.Peristiwa yang membabi buta dan tidak mengindahkan kaidah dan akikidah nilai-nilai kemanusiaan ini sungguh meremukan dan mencacah hati yang melihatnya. Tampak beberapa orang menitikkan air mata mereka ketika melihat sebersit dari film tersebut.Lalu acara dimulai dengan menyanyikan Damai bersamamu yang dikarang oleh Almarhum Chrisye sosok penyanyi kondang di bumi pertiwi. Lalu acara dilanjutkan dengan pembakaran lilin yang dilakukan didepan umat secara bersama –sama . Tampak yang hadir pada malam itu umat Katolik dan Islam yang sangat mendalam sehati dan seperasaan dalam memberikan arti perdamaian itu harus disegarkan dan disemai oleh setiap generasi dan anak-anak bangsa yang hidup didalamnya. Aksi pembakaran lilin inipun dilanjutkan dengan wejangan singkat dari kedua tokoh agama itu. Dimulai dari Abbah Lukman Hadi yang berpesan bahwa Kapanpun, siapapun dan dimanapun kita dapat melakukan kegiatan doa. Juga ditambahkan pula segala bentuk kekerasan hendaknya dapat diselesaikan secara arif dan bijaksana sehingga yang tercipta adalah kedamaaian. Alhasil, tembok kezaliman dan kekerasan dapat lenyap
Wejangan selanjutnya disampaikan oleh Romo Yohanes Gani Sukamto, CM atau lebih familier beken namanya sebagai Romo Gani. Beliau berpesan bahwa kegiatan ini membuktikan bahwa diantara umat tidak pernah ada masalah serta mengajak semua orang dan elemen masyarakat untuk hidup rukun dan penuh kedamaian. Ini bukan sekedar selebrasi saja untuk semua agama tetapi memiliki makna penting untuk dapat bersilahturami. Ini harus dimulai dari gereja yang harus terbuka bagi semua orang untuk menyikapi keadaan yang ada di masyarakat majemuk ini. Juga yang paling penting adalah dari tokoh-tokoh agama yang mampu dan dapat memberikan keteladanan yang dapat diikuti oleh para pemeluknya untuk hidup berdampingan dan berdamai dengan sesama.
Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama antar kedua umat untuk keselamatan bangsa dan ditutup dengan ramah tamah.(Piere)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar