Selasa, 24 Januari 2012

Artikel:Bertolong-tolonglah disetiap waktu, Sobat ! (kisah Para Rasul 18:1-3)

Kehidupan dunia saat ini banyak memaksimalkan keadaan yang individualistik dan egoistik yang berkepanjangan. Artinya semua orang berpikir, bertindak, dan menjalankan usaha mereka secara total tanpa memandang orang lain dan lingkungan. Alhasil banyak kerancuan dan kehancuran dalam lingkungan dan masyarakat dibuat menjadi rusak tak karuan. Ini dapat dilihat dari kehidupan terkecil yakni lingkup keluarga sampai dengan bangsa. Oleh sebab itu kita sebagai umat yang diberkati oleh Tuhan harus mampu melakukan perubahan. Ya kata perubahan ini bukan saja ditelisik dari pelayanan rohani melainkan juga lewat pelayanan fisik seperti yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah dalam kedua sisi kehidupan. Disisi lain pembangunan dan pengembangan ini perlu ada perhatian yang mendalam berbagai pihak yang dapat membuat sebuah keputusan yang menghasilkan kebaikan-kebaikan bahkan tidak menutup kemungkinan kesejahteraan. Ini juga yang dilakukan oleh Priskilia dan Aquilla dalam Kisah Para Rasul 18:1-3. mereka adalah orang-orang yang biasa saja namun dengan segala kekuatan yang mereka lakukan kepada Rasul Paulus, segala yang dianggap sederhana ini diubahkan menjadi sesuatu yang luarbiasa bagi orang lain. Ada 3 hal yang membuat Priskilia dan Aquilla begitu semangat dalam menolong satu dengan yang lain:
1. Mereka hidup dengan apa adanya(ayat 2)
Korintus merupakan kota perdagangan yang sangat ramai, dan situasi masyarakat yang ada pada waktu sangat begitu modern. Banyak orang-orang dari seluruh antero wilayah Roma berkumpul dan berdagang. Tidak berhenti disitu saja ternyata kota ini juga terdapat orang-orang atau bangsa yahudi dan Yunani. Orang-orang Yahudi adalah pemeluk agama taurat yang sangat taat dengan kehidupan keagamaan mereka. Disisi lain, ada orang Yunani yang sangat suka dengan memuja semua dewa dan dewi mereka. Kedua bangsa ini tidak mengenal akan kebenaran firman Tuhan sejati melalui Tuhan Yesus Kristus. Disituasi yang aman dan sejahtera Rasul Paulus datang untuk juga menyebarkan kebenaran kristus ini kepada masyarakat yang ada disana. Selanjutnya, dalam mensiarkan kepercayaan kepada Kristus ini Paulus menemukan dan bersahabat dengan Priskilia dan Aquila. Keberadaan persahabatan ini juga diwujudkan dalam rekan bisnis dan juga rekan sejawat dalam Allah. Sebagai bukti rekan bisnis mereka berdagang tenda bersama, dan sebagai rekan sejawat Allah, mereka saling membagikan dan membantu kepada Paulus selalu menyebarkan kabar baik pada orang-orang Yahudi di hari sabat. secara otomatis mereka juga hidup serumah bersama didalam kasih Tuhan Yesus. Sesuatu yang menarik yang dapat kita telisik yakni mereka (Priskilia dan Aquilla ) adalah orang-orang yang berpikir dan bertindak apa adanya. Ini memiliki arti mereka tidak memakai topeng-topeng kehidupan( bahasa sehari-hari penipu) dalam menerima Rasul Paulus dengan tangan terbuka dan berkerjasama dengan hati yang sukacita sehingga dalam perjalanan kehidupan mereka saling membantu dan menolong dengan baik. Ini berbeda dengan Ananias dan safira dimana mereka menipu Rasul Petrus. Dampaknya, Ananias dan Safira mati karena penipuan yang mereka lakukan( Kisah Para Rasul 5:1-10).
Sebagai umat Tuhan, kita harus memiliki hidup yang sederhana dengan apa adanya. Pelajaran yang dapat kita contoh adalah bersikap jujur dan tidak mencari-cari kesempatan dalam kesempitan dalam menghidupi kehidupan ini dengan baik. Alahsil, kita dalam hidup semakin dihargai dan dihormati didalam kehidupan ini. Tidak berhenti disitu saja kita menjadi penyelesai masalah bukan penambah masalah. Maksudnya dengan masyarkat semakin mempercayai kita dan menaruh rasa hormat yang mendalam kepada kita karena kita dapat mengulurkan tangan bagi orang lain. bahkan secara rohani, identitas kita sebagai pengikut Kristus semakin dikenang dan dihormati disepanjang hidup kita.
2. Mereka bergaul harmonis dalam berbagai suasana
Interaksi kehidupan Priskilia dan Aquila dengan Paulus berjalan baik-baik saja. Tidak itu saja mereka mampu berdiskusi baik dalam beragam hal kalau hidup mereka dalam satu rumah. Bisa dibayangkan kehidupan harmonis ini tercipta sangat manis. Inilah contoh yang harus dibangun oleh setiap komponen dalam keluarga, kampong juga kehidupan bangsa dan bernegara. Dalam kehidupan keluarga, kerukunan antar keluarga satu dengan yang lain hendaknya saling menyemangati bukan saling menggigit. Artinya setiap person dalam keluarga berani memberikan yang terbaik bagi person-person dengan yang lain bukan saling menyakiti, memaki, atau merendahkan dalam setiap suasana akan tetapi merendahkan hati, bergotong royong dan menolong satu dengan lainnya. Dikesempatan yang lebih besar, kita harus menjadi suratan Kristus yang hidup. Ini disebabkan Kristus hidup didalam kita selanjutnya menebarkan kasih Kristus ini dengan tidak berpikir mencari keuntungan untuk perut sendiri, tetapi berpikir bagi kesejahteraan bersama. Didalam lingkungan berjemaat, kita harus saling. Saling membagikan dan menopang baik dalam doa dan juga sikap hati yang rela untuk teposeliro satu dengan yang lain maka kalau hal ini diatas terjadi maka kedamaian itu pasti tercipta dengan baik.
3.Mereka mampu melakukan kabar baik ditengah kebobrokan dunia
Priskilia dan Aquila adalah sosok pribadi yang terbuka terhadap injil. Disisi lain Mereka menerima juga Rasul Paulus sebagai rasul yang memberitakan Injil. Kalau digabungkan antara terbuka dengan injil + menerima Rasul Pemberita Injil maka kehidupan buah-buah rohani yang pasti bertebaran dalam keluarga mereka. So pasti suasana ketenangan damai sejahtera yang tidak dimiliki dengan sendirinya(individual) tetapi dapat ditebarkan bagi sesama. Salah satu contoh signifikan dapat terlihat jelas dalam kehidupan Apolos sebagai pengikut Kristus yang terampil soal-soal kitab suci. Kecermatan, kepiawaian Apolos ini ternyata belum di mengerti secara mendalam akan kebenaran Tuhan. Lalu, Priskilia dan Aquila meluruskan ajaran kebenaran Kristus ini dengan baik(kisah Para rasul 18:24-28). Alhasil, Apolos menjadi pengabar injil yang lebih dahysat bagi sesama.Bagi kita Jika injil disebarkan maka ada kemerdekaan yang baik yang merebak dalam berbagai kehidupan. Kita sebagai pengikut Kristus harus mampu membagikan kesejatiaan pengajaran Kristus sehingga hal ini berdampak dalam perbaikan moral dan kualitas masyarakat.
Pelajaran bagi kita petik secara menyeluruh dari kehidupan Priskilia dan Aquila adalah kita sebagai umat percaya harus memberikan yang terbaik dengan terbuka, sederhana dan bersahaja, menerima dan menebarkan kabar baik ini dengan baik maka diharapkan transformasi dilingkup keluarga, kampong, kota dan secara luas kehidupan berbangsa dan bernegara dapat bersemarak dengan kedamaiaan yang sejati. So pertanyaan selanjutnya maukah kita bertolong-tolong disetiap waktu, sobat? (Petrus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar