Sabtu, 13 April 2013

Artikel:


(Kisah Para Rasul 9:19b-31)
Ketika penulis berjalan-jalan ke Monumen Kapal Selam, Ia melihat sebuah panorama yang heroic dari para pembela-pembela kemerdekaan laut pada masa perjuangan 1945. Mulai dari tempat masuk dipelataran halaman sampai dengan ruangan kapal selam. Secara tersirat dan tersurat, semangat patriotisme yang kental sangatlah terbukti. Ini menandakan bahwasannya semangat para pahlawan ini tak mudah menyerah sampai titik darah penghabisan. Nah mengacu pada hal tersebut diatas maka ini juga sepantasnya berlaku bagi kita pribadi lepas pribadi yang mengaku Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat. Kita yang sudah dianugerahkan sebuah kuasa hendaknya melakukan perkerjaan Allh dengan murni tanpa tedeng aling-aling apapun juga. Khususnya di tahun 2012 ini ada pelbagai hambatan, tantangan, maupun ancaman yang begitu rupa berantai menghantam iman kita dan kita umatNya memilih untuk siap siaga sebagai pemimpin di muka bumi. Disinilah kita membutuhkan kekuatan yang berbeda dari kekuatan yang ditawarkan dunia. Kekuatan ini dapat kita pertahankan manakala kita kesetiaan. Dalam kekuatan ini ada sikap untuk mempertahankannya sampai Mati. Paulus Rasul dalam Perjanjian Baru membuktikan dalam semua yang diamanatkan kepada dia berlangsung begitu baik dan sempurna adanya. Selaras dengan itulah maka kita perlu mempelajari beberapa sikap daripada Paulus ini sehingga kita dapat mempertahankan iman kita setia sampai ajal menjemput:
1. Paulus adalah pengabar injil sejati
Seperti dilansir dari Kitab kisah para Rasul 9;19-20b Saulus tinggal bersama-sama dengan murid-murid dengan murid di Damsyik. Ketika itu Ia memberitakan Yesus dirumah-rumah ibadat dan mengatakan Yesus adalah anak Allah. Paulus sebelumnya adalah Saulus. Ia dikenal sebagai tokoh yang amat pandai dikalangan imam Yahudi. Ia piawai dalam membuka kitab hukum Taurat di dalam hidupnya setiap hari. Akan tetapi Saulus ini mempunyai sikap yang sangat tidak terpuji yakni Ia adalah pribadi yang garang dan suka membunuh jemaat Kristus. Meski demikian Allah tidak membiarkan Saulus ini terus menerus hancur-luluh lantah malahan Allah menggiring Saulus dalam suatu karya yang sangat indah yakni melalui perjumpaan di damsyik. Saulus Buta dan ia kemudian di sembuhkan juga oleh Tuhan melalui hamba Allah yakni Ananias. Lalu namanyapun berubah menjadi Paulus. Perubahan ini dari seorang pembantai, pembunuh yang sangat garang pada umat Tuhan digantikan dengan sikap yang mau dan rela mengabarkan Firman Tuhan Sejati. Bahkan tidak itu saja kekuasaannya semakin hebat dan luas pengaruhnya kepada orang-orang yang belum mempercayai firman Tuhan karena pemberitaan yang dilakukan oleh Paulus. Adalah suatu kewajiban dan kewajaran bagi kita sebagai umat pilihan Allah untuk mengabarkan berita keselamatan tentang Yesus Kristus. Ini harus dilakukan baik itu dalam waktu suka dan waktu duka. Dikala kita diberkati dan kita mengalami suasana berat. Terbukti bahwasanya kita harus pergi memberitakan Firman Tuhan kepada semua orang tanpa membedakan status, latarbelakang dan kekayaan pribadi-lepas pribadi atau Koorporat. Ini harus kita jalankan di dalam hidup kita. Oleh karenanya harus menjadi kiat kita untuk membagikan hati Yesus tanpa lelah sebab jerih payah yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Disisi lain dengan pemberitaan injil yang kita sampaikan ini merupakan pedang yang bermata dua yang mampu mengoreksi, memberitahukan mana yang merupakan kehendak Allah dan juga kehendak manusiawi kita atau yang lebih parah kehendak setan. Untuk itulah kita harus mau berefleksi akan kebenaran Firman ini sambil kita mengevaluasi hidup kita apakah kita sudah berada di dalam Tuhan atau sebaliknya kita semakin jauh dari hadapan Tuhan. Paulus contoh pengabar injil tulen yang mau memberikan hati Tuhan tanpa mengenal lelah serta situasi dinamik yang bergejolak saat itu
2. Mengetahui ada Berkat sekaligus Ancaman
Rupa-rupanya penyampaian terhadap firman Tuhan ini ada yang menyebabkan beberapa orang diberkati dan ada juga orang-orang yang mengalami iri hati dan sakit hati akibat pengajaran Paulus tentang Tuhan Yesus. Bahkan ironis, mereka yang mendengarkan pengajaran tentang Tuhan Yesus Kristus itu lalu mau membunuh Paulus ( ayat 22-23). Betapa sungguh luar biasa bahwasannya Allah pun juga berserta dengan Paulus. Sekalipun ada rencana pembunuhan tetapi Ia selalu mengalami kebebasan dan keterlepasan dari belenggu yang mengintimidasi. Ia lolos dari upaya –upaya yang dilakukan oleh beberapa glintir orang yang ingin menghancurkan kehidupannya. Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah saat firman disampaikan memang terjadi banyak kelepasan dan berkat. Meski demikian perlu kita ingat bahwasannya setanpun juga bergerilya untuk membunuh, dan juga membinasakan karena pemberitaan firman adalah sebuah boomerang yang tidak menyegarkan. Kita sebagai umat Tuhan harus memiliki hikmat dan maarifat untuk mengetahui bahwasannya tidak semua orang yang akan menyenangi pemberitaan Firman Tuhan. Bahkan yang paling trend terjadi di masyarakat sekarang adalah pembunuhan karakter( Character assassination). Artinya banyak fitnah, cibiran yang disemburkan tanpa berdasarkan fakta sehingga menjadi wacana yang menyebabkan ketidaknyamanan ditengah jemaat . Kalau sudah begitu maka yang terjadi kegalauan didalam jemaat selanjutnya terjadi eksodus atau imigrasi jemaat dari satu jemaat yang lain. Ini sangat memprihatinkan bahwa terjadi banyak fitnah murahan yang memperkeruh suasana iman. Lebih jauh, yang semestinya jemaat lakukan adalah bersatu dan tidak melemparkan fitnah diantara tubuh Kristus sehingga nama Tuhan ditinggikan dan bukan kepentingan emosional dan harapan semu yang pada akhirnya menghasilkan pengdekadensian moral. Umat Tuhan mesti bersatu dalam keadaan apapun sehingga nama Tuhan dan kedasyatan Kuasa Allah benar-benar terjadi.
3. Dalam keadaan Damai, Injil itu bersemi secara penuh.
Diayat terakhir kita melihat bahwa Paulus dipindahkan ke Yudea, Galelia, dan Samaria. Keadaan daearah-daerah itu damai. Untuk memberitakan kabar baik ini perlu disertai dengan damai sejahtera. Sumber dari damai sejahtera ini hanya didapatkan melalui Tuhan Yesus. Yesus adalah sumber air kehidupan. Sebagai sumber atau mata air kehidupan, Ia selalu memberikan kesegaran yang tak pernah habis. Bahkan kehidupan kekalpun pasti Di sediakan oleh Allah. Untuk itulah kita sebagai umat Tuhan yang berbahagia harus percaya bahwasannya ketika Injil disampaikan maka ada kelepasan dan kelegaan yang tidak bisa dihitung secara matematika, atau ilmu pengetahuan lainnya dimuka bumi. Oleh karenanya percayalah bahwa kalau kita mau setia sampai mati belajarlah dari Paulus yang memiliki sikap sebagai pengabar injil yang sejati, mengetahui berkat dan kutuk dan mampu merasakan kedamaian yang sejati maka kita akan sampai pada tujuan kita hidup yang kekal. Petrus( penulis adalah anggota team kanaan Surabaya. Jika anda memilki beban doa atau pertanyaan sehubungan dengan artikel ini anda dapat mengirimkan emailn ke pet_watu_2000@yahoo.com atau dapat sms di 08175418132.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar