Sabtu, 13 April 2013

Belajar Kebebasan dalam kemajemukan berbangsa- secuplik pembelajaran dari nilai-nilai sejarah dari Museum kota kecil di negara Kincir Angin

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa para pahlawannya.Sekilas dari kata-kata revolusioner Bung Karno pada tanggal 10 Nopember 1961 ini harus kita kaji dan kita maknai sebagai sesuatu yang sangat fenomenal hingga kini. sebagai bangsa yang besar, tentunya ada banyak karya dan peranan dari anak-anak bangsa ditempo dulu harus dinikmati dan dipakai sebagai penyegaran wawasan kita sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan bangsa untuk berkiprah dimasa yang akan datang.Selaras dengan hal itu, maka ada baiknya juga kita menengok dari sisi positif dari belajar sejarah dari negara Belanda. Negara yang memiliki populasi lebih kurang 16 juta ini memiliki beragam hal yang mereka lakukan dalam melestarikan budaya mereka lewat museum. Penulis sangat impresif melihat betapa kreatif, edukatif yang memiliki entertainment juga ekonomis pemerintah Belanda dalam mengembangkan nilai-nilai sejarah yang lama. terbukti, dengan pengembangan Museum Brielle yang sangat mutahir tetapi tidak meninggalkan keluhuran dalam melestarikan budayanya. Ketika Penulis beranjangsana ke sana banyak hal yang dapat dilakukan diantaranya penulis diajak untuk mengenal sejarah manusia Belanda sampai pada pembebasan dari negara Belanda untuk pertama kalinya di negara ini. Juga gambaran ekspedisi dari para pelaut muda Belanda untuk mengarungi samudera hindia yang ganas untuk mendapatkan hasil rempah-rempah dari berbagai negara. Sungguh fantastis dan mantap, gambaran sejarah yang begitu apik dikemas tetapi semuanya untuk pengembangan dan pelestarian budaya. Mengacu pada kujungan ke negara kincir angin itu, maka ada 3 hal penting yang dapat ditarik dari kunjungan singkat itu. Yang pertama, melalui sejarah kota Brielle,Kebebasan perlu ada tetapi harus ada batas-batas kewajaran yang dapat dipakai dalam keadaban manusia.sebagai contoh, batas-batas kewajaran itu adalah pengembangan nilai-nilai gotong-royong, keadilan dan menolong antar sesama manusia yang selalu dikedepankan agar dapat memberikan selalu memberikan kesempatan untuk melakukan komunikasi yang terbuka dan tepat pada sasaran. Ini berarti sesama manusia siapapun dia baik itu pemimpin, penemu atau siapapun dia, kita harus saling menghargai dan menolong satu dengan lainnya agar kedepan perwujudan persahabatan sesama anak bangsa dapat terjalin karib. kedua, nilai-nilai sejarah yang dapat dipakai adalah nilai-nilai kebebasan dalam mendukung semangat pluralisme atau kemajemukan. Ini berarti tidak boleh membiarkan nilai-nilai intoleransi di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Jika pembiaran terhadap nilai-nilai intoleransi ini dikembangkan maka pemberontakan dan pergolakan dalam berbagai bidang dapat meremukan seluruh kehidupan masyarakat. untuk itulah, sebagai pemimpin atau penemu dalam komunitasperlu memikirkan formulasi disksusi yang memiliki kualitas dan bermanfaat bagi semua elemen bangsa tanpa memandang status, dan latar belakang seseorang sehingga dapat menciptakan proses demokratisasi yang sehat. ketiga yang terlebih penting adalah mampu menampilkan kebebasan yang memiliki nilai-nilai inovasi. Banyak dari para pahlawan Belanda adalah inovator handal. menjadi seorang inovator berarti selalu menghasilkan karya-karya yang produktif dan dapat dinikmati oleh semua unsur masyarakat.memang semua karya inovasi tidak dapat menyenangkan semua pihak, pasti ada pro dan kontra, untung dan rugi dalam pemikiran masyarakat. meski demikian lewat karya produktif itu dapat menghasilkan beragam pemikiran kreatif lainnya yang dapat mendukung keharmmonisan dan kesejahteraan bangsa. Penulis: Petrus Titus Reawaruw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar